Minggu, 23 Desember 2012


 
بسم الله الرحمن الرحيم
Pangan Halal dan Thoyyib Menuju Keamanan Pangan
Pangan Halal dan Thoyyib
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS:Al-Maidah:88)
Ayat diatas menjelaskan bahwa makanan yang kita makan harus memenuhi dua syarat yaitu halal dan thoyyib (baik). Maksud halal disini meliputi substansinya (makanan olahan yang mengandung enzim & gelatin babi atau dari hewan yang di haramkan Allah dalam islam), cara mendapatkannya, cara mengolah, kualitas dan kuantitasnya, yang penafsirannya diuraikan dalam beberapa hadist Nabi Muhammad SAW. Adapun yang dimaksud thoyyib (baik) adalah yang apabila dimakan akan meyehatkan dan tidak menimbulkan mudharat.
Ada beberapa ciri makanan disebut thoyyib, yakni:
1. Tidak merusak tubuh kita(Dzalim)
Janganlah kalian campakkan diri kalian dalam kehancuran” (QS. Al Baqarah: 195)
konsumsilah makanan yang baik, bersih, dan juga terjamin kebaikannya.karena sehat atau sakit, semuanya terpulang pada kita masing-masing.
2.
Seimbang (Tawazun)
“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan dan pepohonan, keduanya tunduk (kepada-Nya). Dan langit telah ditinggikan- Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.” (QS. Ar Rahman: 5 – 9)
3.
Cukup sesuai kebutuhan (Qonaah)
Manfaat Pangan Halal dan Thoyyib
Hai orang – orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik – baik( halal dan bersih ) yang kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar – benar hanya kepada-Nya kamu menyembah”. ( Q.S. Al-Baqarah, 2: 172 )
            Ajaran Allah yang mengharuskan kita untuk selalu menjaga kehalalan pangan yang kita konsumsi sudah pasti mengandung berbagai maksud dan manfaat. Di samping karena alasan yang bersifat lahir (yaitu menjaga keseimbangan kesehatan dan tubuh), juga mengandung hikmah-hikmah batin yang tidak semuanya bisa disentuh oleh kemampuan akal manusia. Manfaat yang bisa dirasakan secara langsung dari makanan halal terhadap kesehatan, keimanan, dan perilaku antara lain adalah menjaga keseimbangan jiwa manusia yang hakikatnya suci (fitrah) sebagaimana baru dilahirkan di dunia, menumbuhkan sikap juang yang tinggi dalam menegakkan ajaran Allah dan Rasul-Nya di bumi, dapat membersihkan hati dan menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak perlu, dan menumbuhkan kepercayaan diri di hadapan Allah. .
Pengaruhnya Terhadap Perekonomian
            Dalam perdagangan internasional, label/tanda halal pada produk mereka telah menjadi salah satu instrumen penting untuk mendapatkan akses pasar untuk memperkuat daya saing produk domestiknya di pasar internasional (http://bphn.go.id/index.php). Selain halal, produk yang diperdagangkan harus thoyyib (baik; sehat) sehingga  produk  tersebut dapat dikatakan aman untuk dikonsumsi. Berkembangnya produk pangan halal (yang telah mendapat sertifikasi halal) dan thoyyib dapat berpotensi meningkatkan perekonomian nasional karena tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk pangan halal olahan akan meningkat karena keamanannya sudah terjamin sehingga tidak ada lagi keragu-raguan untuk mengkonsumsinya.
Fenomena saat ini
Jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat, masih banyak kasus pangan yang kurang diperhatikan oleh masyarakat sendiri terkait keamanannya. Suatu contoh yang penulis sendiri alami dimomen pergantian tahun baru adalah nampak sebuah fenomena kedzhaliman dan ketidakpedulian dari masyarakat (baik penjual maupun pembeli) terhadap keamanan pangan. Saat itu dengan iming-iming harga miring,, daging ayam dijajakan dalam kondisi yang sudah tidak layak konsumsi. Terlihat perubahan warna menghitam dan bau tidak sedap dari daging ayam tersebut. Namun yang mengherankan, hal tersebut sepertinya tidak dipermasalahkan oleh para konsumen yang terus berdatangan membeli daging ayam tidak layak makan tersebut. Harga miring yang ditawarkan supermarket seolah-olah mengesampingkan kehawatiran dan menciptakan ketidakpedulian konsumen dalam membeli bahan yang akan dikonsumsinya.
Hal ini menjadi sebuah kehawatiran dan menjadi sebuah renungan, bahwa kesadaran dan kepedulian akan pangan sebagian besar masyarakat kita masih kurang. Fenomena ini dapat menjadi contoh kecil tentang apa yang terjadi di masyarakat saat ini. Padahal Allah SWT telah memerintahkan Dalam Firman-Nya pada Surat Al Baqarah : 168 yang artinya:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
Makanan yang walaupun halal namun kondisinya tidak baik akan berefek racun bagi tubuh, bahkan dapat menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya. Kasus ini hanyalah satu dari sekian banyak fenomena yang terjadi di masyarakat. Melihat fakta di atas, semakin menyadarkan kita tentang pentingnya memperhatikan pangan halal dan thoyyib dalam kehidupan sehari-hari. Mengonsumsi makanan halal dan thoyyib ternyata dapat menjadi salah satu upaya meningkatkan keamanan pangan Indonesia. Jika masing-masing individu memperhatikan kebaikan pangan yang dikonsumsi, maka jumlah kasus terkait keamanan pangan dapat diminimalisir. Saatnya menjadi konsumen yang cerdas dengan berpedoman pada hukum Allah. (Ilmi/IMMPPG)


Sumber :
Anonim. 2006. Menuju Ketahanan Pangan 2015. (On-Line): http://bphn.go.id/index.php. Diakses tanggal 23 November 2012.

Safitri, Edi. 2010. Keamanan Pangan Dalam Perspektif Ormas Keagamaan di Indonesia (Studi Kasus di NTB dan Jogjakarta. UNISIA Vol. XXXIII No. 73: 89.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar