Aku mentintaimu umi, abi.
Mannyyahdillaahu
fahuwal muhtad, wamanyudhlil falantajidalahuu waliyyammursyida’- barang siapa
yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barang
siapa yang Alloh sesatkan maka kamu tidak akan mendapatkan pemimpin yang dapat
memberi petunjuk kepadanya. Qs-Al Kahfi:17
Segala puji
bagi Alloh yang sampai saat ini masih menghendakiku untuk menghelakan nafas
dengan ditemani nikmat memiliki agama ini, memberikan pahala ketika kesabaran
yang dijadikan teman untuk menghadapi ujian dan ketika rasa syukur yang
dijadikan teman ketika beroleh kenikmatan. Segala puji bagi-Mu yaa Robb yang
memberikan kepada ku orang tua yang luar biasa yang telah membesarkanku dengan
penuh kasih sayang.
Sampai suatu
ketika Alloh menakdirkanku untuk mengenal sekumpulan ikhwan yang berjenggot,
bercelan cingkran. “subhanalloh” satu kata yang terlontar dari lisanku waktu
itu. Ternyata mereka tidak seperti yang aku pikirkan selama ini, ternyata memelihara
jenggot dan bercelana tidak isbal itu merupakan salah satu syari’at dari islam.
Berawal dari
perkenalanku dengan para ikhwan salaf, disitulah awal mula diriku mengenal ilmu
yang shohih, hari-hari kujalani dengan ilmu-ilmu yang yang selama ini kuanggap
hanya sebatas budaya dan pemikiran orang-orang belaka. Sedikit demi sedikit
kuamalkan ilmu yang telah kudapatkan, pergaulan antara lawan jenis, musik,
ikhtilath, sampai ke cara berpakaian yang syar’i pun kulalui dan kuamalkan.
Alhamdulillah, meski banyak rintangan dan cobaan dalam mengamalkannya. Tapi
begitulah perjuangan. Begitulah konsekuensi dari amalan yang telah kita ilmui.
Tapi untuk masalah jenggot dan celana cingkrang ini, ahhh.. masalahnya selalu
tak berbeda jauh yang selalu dikait-kaitkan dengan teroris.
Namun, aku
terus mempelajari tentang hukum dari berjenggot dan ISBAL dan waktu itu
berkeinginan untuk mempelajarinya lebih dalam, tapi teringat akan ucapan bapak,
“kamu boleh berjenggot Nanti boleh kalau
sudah nikah.” Ya sudahlah mendingan aku nurut sama bapak dan ibu saja dulu, daripada bapak
marah. Toh nanti kalau dah nikah aku akan berjenggot juga insya Alloh, untuk
sekarang ga usahlah, pikirku dalam hati. Namun hati ini selalu berkeiginan
untuk terus belajar hingga aku hapus semua pikiran itu dan berusaha tetap pada
sunnah.
Untuk
umi dan abi ana (saya) tercinta ku tulis sebuah cerita yang tulus dari dalam
hatiku dengan harapan umi dan abi bisa memahamiku sebagai anak yang selalu
ingin membahagiakan mu dan menyangi mu karena Allah.
Umi, abi ku
sampaikan rasa rinduku selalu dalam doa ku yang kupanjatkan selalu ke pada
pemilik hati ini. disini, dikota malang ku tinggalkan kampung halaman ku untuk
menuntut ilmu. Masih ingat sekali ketika kukatakan aku lulus ujian masuk SNMPTN
2011 lalu kepada umi dan aku harus kuliah di kota malang dan meninggalkan kota
kampung halaman ku surabaya begitu bahagia diriku saat itu engkau pun menangis
mendengarnya karena terharu. Umi begitu besar jiwa mu melapas diriku untuk
menuntut ilmu di sebrang kota meski aku tahu itu begitu berat bagimu. Namun,
engkau tetap mencoba berusaha tegar demi kebahagian Aku anakmu.
Dua tahun sudah aku menutut ilmu di universitas brawijaya
dan begitu banyak perubahan yang telah kutemui, menjadi salah satu aktivis
dakwa kampus telah membuatku begitu mengerti menjadi mahasiswa yag bertemu
dengan ,beragam aktivis mahasiswa, dan mahasiswa tarbiyah berjuang demi kebaikan menjadi seorang aktivis
dakwah kampus dari Firqah Ikhwanul Muslimin yang pada akhirnya aku memilih
untuk meninggalkan dakwah Tarbiyah dan kembali pada Manhaj Salafus Shalih.
Umi, abi, dan teruntuk mbak ku mbak uuke, mbak khusnul,
serta abangku terindu imam wahyudi dan hari yanto yang ku cintai karena Allah
semoga Allah senantiasa memnerikan kasih dan sayang selallu untukmu. Ku kenal sunnah
yang begitu indah begitu baik karena Rasulullah yang menjadi uswatun hasanah
telah ngajarkan tuntunan tersebut. Dalam hati yang paling dalam aku ingin
sekali menjadi mukmin yang baik dengan mengikuti apa yang telah rasul ajarkan
kepada kita bukankah seperti itu seharusnya kita sebagai seorang muslim yang
baik.
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik)
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzaab: 21)
Umi, abi engakau pasti tahu sekarang
aku telah menjadi dewasa begitu bersemangat untuk menuntut ilmu dunia dan juga
akhirat, hingga setiap 2-3 kali dalam seminggu anakmu ini selalu berusaha
rutin hadir di pengajian-pengajian, ta’lim-ta’lim untuk menuntut ilmu agama
bersama teman-teman seperjuangan dikampusku untuk mengisi selang waktu” kosong
dari aktivitas kuliahku dan Alhamdulillah begitu banyak hal yang ku dapat dari hal
tersebut. Namun engkau pasti terkejut kenapa aku berubah menjadi anak yang
begitu pendiam, merubah penanpilan sekarang berjenggot, suka memakai pakaian
bergamis dan bahkan aku tahu umi dan abi sangat kwatir dengan keadaanku
sekarang yang sudah berubah memakai celana cingkrang dan lebih memilih untuk
berdiam diri dirumah dari pada beraktivitas dengan teman” sebaya ketika di
kampung halaman, surabaya. Bukan aku tak ingin atau pun tak mau bermain dengan
teman” ketika aku disurabaya. Namun, hanya saja memang tidak ada yang bisa aku
ajak untuk bermain semua teman” ku di kampung halaman rata” memilih bekerja dan
hanya beberapa saja yang memilih meneruskan bealajar, dan aku juga ingin
memilih teman” yang dapat mengajakku dalam kebaikan bukan teman yang mengajak
dalam keburukan seperti halnya yang dituntukan rasullah dalam sabdanya beli
berkata ;
“Seseorang itu
berada di atas agama sahabatnya, maka hendaknya salah seorang di antara kalian
memperhatikan siapa yang menjadi sahabatnya.” (HR. Ahmad, Abu
Dawud dan dihasankan oleh al-Albani)
Umi,
abi, dan teruntuk kakakku (saudari perempuanku) dan abangku, kini adikmu yang
bungsu ini telah berusaha untuk menjadi seseorang yang lebih baik dengan
mengamalkan sunnah yang diajarkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Andai umi, abi, kakak, dan abang tahu keinginan adikmu ini hanyalah
menjadi seseorang yang baik untuk keluarga dan agama sungguh tidak ada maksud
lain dari selain itu.
Mungkin
umi, dan abi bertanya-tanya kenapa aku sekarang berjenggot, umi, abi aku
berjenggot karena rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencontohkan
demikian sesuai sabdanya.
“Potonglah kumis kamu dan
peliharalah jenggot kamu". HR al Bukhari.
"Dari
Aisyah berkata : Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : Sepuluh
perkara dari fitrah (dari sunnah nabi-nabi) diantaranya ialah mencukur kumis
dan memelihara jenggot". HR Ahmad, Muslim, Abu Daud, at Tirmidzi, an
Nasaii dan Ibn Majah.
"Abdullah bin
Umar berkata : Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : Janganlah kamu
menyerupai orang-orang Musyrikin, peliharalah jenggot kamu dan tipiskanlah
kumis kamu". HR al Bukhari, Muslim dan al Baihaqi.
Dari hadist-hadist
diataslah ulama salaf sepakat siapa saja yang memotong kumisnya berarti dia
telah memalkukan perbuatan yang mungkar. Diantara ulama salaf tersebut adalah
Ø
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullah : “Diharamkan mencukur jenggot.”
Ø
Berkata Al Qurthubi rahimahullah : “Tidak boleh
memotong, mencabut, dan mencukurnya.”
Ø
“Sesungguhnya
orang musyrik itu, mereka membiarkan kumis mereka tumbuh dan mencukur jenggot
mereka. Maka bedakanlah dengan mereka yaitu biarkanlah jenggot kalian tumbuh
dan cukurlah kumis kalian.” (Diriwayatkan oleh Al Bazzar dengan sanad
yang hasan)
Begitu
pun dengan memendekan celana di atas mata kaki untuk yang laki-laki hingga
tidak isbal. Isbal (memanjangkan pakaian hingga di bawah kedua mata kaki bagi lelaki)
termasuk perbuatan dosa yang diremehkan oleh sebagian umat. Hadits tentang
isbal yang mutlaq yang disampaikan oleh rasulullah adalah ;
Dari Abu Hurairah, dari Nabi- beliau bersabda
:"Apa saja yang di bawah mata kaki maka di neraka"
“Barang siapa yang menjulurkan pakaiannya karena
sombong maka Allah tidak akan memandangnya pada hari Kiamat”. (HR. Bukhari 5788
dari hadits Abu Hurairah dan Muslim 5424 dari hadits Ibnu Umar)
Umi, abi, kakak, dan abang ana (hakim al kautsar) hanya ingin mencontoh raulullah dan
menauladani raulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam mungkin Umi, abi, kakak, dan abang salh
sanka dan bahkan menganggap ku terlalu keras ikut aliran islam keras tidak
seperti ustad-ustad di TV ataupun dkampung-kampung Umi, abi, kakak, dan abang
wallahu alam kenpa mereka seperti itu karea hakim tidak tahu apa yang ada
didalam hati seseorang. Namun, hakim hanya mencontoh dan mengikuti rasullah Shalallahu
‘alaihi wassalam sebagai panutan kalau di malang, juga banyak ustadz kok yang
menlaksanakan sunnah nabi, yang berjenggot dan bercelana cingkrang. Namun, yang
menjadi masalah mungkin sering sekali orang-orang yang menerjakan sunnah ini
selalu di bilang aliran terroris, aliran amrozi, dll. mungkin
selama ini itulah yang selalu Umi, abi, kakak, dan abang , Banyak
dikalangan Masyarakat awam memandang bahwa Salafiyyin adalah Teroris, dengan
argumen yang mengecilkan seperti "cadaran, jenggotan, cingkrang dstt
sebagai pengikut aliran terroris, perlu diketahui ciri secara zahir seperti
memakai cadar, celana cingkrang serta memelihara jenggot adalah Tuntunan dari
Rasulullah, dan itu adalah Islam. Adapun orang-orang terroris itu melakukan
perbuatan keji yang tidak dicontohkan oleh rasulullah. Bahkan terroris merupakn
perbuatan yang sangat di benci Allah sebagaimana telah disamapaikan dalam firmannya;
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya”.(QS. Al-A’raf : 56,85).
“Barangsiapa yang membunuh orang kafir
yang mendapat jaminan keamanan maka dia tidak akan mencium bau surga, dan
sesungguhnya bau surga didapati dari 40 tahun perjalanan”. [Shahih Bukhari
6/2533. Lihat majalah Buhuts Islamiyyah yang diterbitkan oleh Haiah Kibar Ulama
edisi 56 hal. 357-362]
Umi, abi,
kakak, dan abang sungguh aku hanya ingin berjalan di tas muka bumi ini sebagai
hamba Allah yang baik, taat, patuh, dan tak ingin membuat kerusakan.
"Wahai
anak muda, peliharalah (ajaran) Allah, niscaya Dia akan memelihara engkau dan
peliharalah (ajaran) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.
Jika engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta
pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah." [Riwayat Tirmidzi. Ia
berkata:Hadith ini shahih]
"Tinggikan & muliakanlah
perintah Allah dimana saja. Niscaya Allah akan menjadikanmu mulia dimana saja
engkau berada." (Hasan Al Bashri)